Photobucket

Minggu, 13 Desember 2009

AKUISISI - CERPEN

VANI SAHABATKU
Oleh: Krisdayanti, VIIIA Noab. 22

“Selamat sore Tante, Claranya ada...? Tanya sahabatku Vani. “Oh ada apa di manar, masuk aja Van”, Makasih Tante” Sambil berjalan menuju kamar Clara. “ sore Ra, lagi Ngapain sih...? “ Eh kamu Van ini nih aku lagi bacanovel. Oh ya mau minum apa nih...? “ Apa aja deh”
Tuggu ya aku ambilkan dulu
“Oke, deh”
Sambil menungguku
ia melihat-lihat foto yang terpajang di dinding kamarku.
“Nih aku buatin jus jeruk untuk kamu”
“Makasih, ya, eh Ra itu foto siapa? Kok aku tidak pernah lihat orangnya sih.” Sambil menunjuk foto seorang laki-laki yang tersenyum manis”
“Oh itu bukan siapa-siapa kok. Oh, ya Van, kamu tahu nggak, si Rani tadi pulang sekolah, ia tertabrak motor. Kayaknya cukup parah deh. Bia kapok dia salah sendiri jadi anak jahat banget sama kamu. Biar tahu rasa dia”
“Eh kamu tidak boleh gitu, teman sendiri kok disukur-sukurin sih, dosa tahu.”
“Salah sendiri , dia selalu jahatin kamu sih, makanya kualat”
“Hus, nggak boleh gitu, itu perbuatan yang nggak baik. Oh ya, gimana bisok pulang sekolah kita jenguk Rani!”
“Apa..? Dia kan sudah jahat banget sama kamu”
“Iya sih, tapi kan nggak harus dibalas dengan kejahatan juga. Gimana, mau kan?”
“Iya deh iya” Jawaku jemerut. Nah gitu dong. Jangan lupa lho... Kalau gitu aku pulang dulu ya... Sampai ketemu besok” sambil berjalan keluar kamar.
Keesokan harinya, bel berbunyi tanda pulang sekolah. Clara dan Vani bertemu di depan sekolah.
“Ayo, Ra kita berangkat. Oh, ya, nanti mampir ke supermarket untuk beli buah-buahan.”
Sambil menggandeng tangan clara.
“Oke deh”
Mereka pun menuju supermarket dulu untuk membeli buah-buahan. Setelah selesi membeli buah, mereka langsung menuju rumah sakit. Waktu sampai depan kamr Rani, tiba-tiba Vani berhenti.
“Kayaknya aku nggak masuk deh, kamu aja deh yang masuk.”
“Lho kenapa...? tanyaku heran.
“Soalnya aku takut nanti Rani bukakannya senang aku jengguk, malah marah lagi sama aku.”
“Lho kok bisa sih. Harusnya dia nyadar, selama ini dia kan udah jahatin kamu. Tapi kamu malah niat baik untuk dia. Tenang aja lagi, dia pasti senang kok, kamu jenguk.”
“Kamu yakin?” dengan wajah bahagia. “Ya, yakin banget. Nah, sekarang kita masuk lets go”
Tok-tok-tok...suara Clara dan Vani mengetuk pintu.
“Kalian siapa ya Dik...?” tanya mama Rani setelah membuka pintu.
“Saya Clara dan ini sahabat saya Vani. Kami ke sini untuk menjenguk Rani tante.”
“Siapa ma.....?” terdengar suara Rani dari dalam kamr.
“Oh ini temanmu sayang, Clara dan Vani.
“Mari silakan masuk!”
“Makasih, tante” Clara dan Vani melihat dengan terkejut.
“Hai Ran, bagaimana kabarnya masih sakit ya?”
“Maaf deh kok nggak dijawab” tanya Vani
“Oh, udah mendingan kok” jawab Rani sambil menangis.
“Kenapa Ran kok nangis, nggak suka ya kita jenguk...?”
“Oh nggak gitu. Aku senang banget malah. Maafin aku Van, soalnya aku udah jahatin kamu selama ini. Mungkin ini azab dari Allah atas perbuatanku ke kamu”
“Nggak papa lagi Rin aku udah maafin kamu kok. Aku senang sekali, aku minta maaf ya.”
“Tentu, kenapa nggak”
“Makasih ya Van, sekali lagi aku minta maaf ya.”
“Tentu kenapa, nggak”
“Makasih, ya van”
“Iya sama-sama. Kalau gitu pulang dulu ya Ran, sudah sore nih.”
“O..ya da..da...”
“Da..da...semoga cepat semuh ya, Ran.”
Dalam perjalananpulang, tiba-tiba hanpone Clara berbunyi berbunyi “halo siapa ini? Biarin aku udah nggak mau ketemu dia lagi, dia udah aku anggapmati” Menutup telepon dengan marah-maah.
“Siapa Ra...? kok kamu marah-marah? Emangnya adaapa sih?” Tanya Vani keheranan
“Maafin aku yan Van, kemarin waktu kamu tanya foto seorang laki-laki yang ada di dinding kamarku itu sebenarnya adalah ayahku. Terus tadi itu yang barusan menelpon adalah istri ayahku yang baru. Ayah meningalkan aku dan ibuku karena ayah selingkuh dengan wanita lain. Aku disuruh istri ayah yang baru untuk datang ke rumahnya karena ayah sedang sakit keras dan kondisinya semakin parah.” Bercerita sambil menangis. “Oh jadi selama ini kamu bohong sama aku, kata kamu ayah kamu sudah meningal.’
“Maafin aku Van, aku bicara gitu karena aku benci sekali dengannya.” Tapi tepa aja ayah kamu. Mengapa kamu nggak mau bertemu dengannya? Mungkin sebentar lagi dia akan meninggal ....?”
“Nggak, aku nggak mau ertemu dengannya.”
“Kalau kamu nggak mau bertemu ayah kamu, aku nggak akan anggap kamu sebagai sahabatku lagi.” Pergi meninggalkan Clara.
“Oke, aku akan menemuinya, tapi dengan kamu. Dan asal kamu tahu, ini demi kamu dan persahabatan kita.” Lalu Clara dan Vani menuju rumahayah Clara. Sesampai di sana, Clara melihat ayahnya berbaring di ranjang dengan tak berdaya.
“Clara, maafkan ayah ya. Ayah sudah mengecewakan kamu.” Kata ayah Clara sambil menangis merasa bersalah.”
“Ya, ayah, Clara udah maafin ayah kok. Tapi ayah juga harus maafin semua kesalahanku.”
“Terima kasih anakku”
“Janganlah ayah berterima kasih padaku, berterima kasihlah kepada Vani karena dia yang membujukku datang kemari.”

“Terima kasih nak.....Vani!” akhirnya meninggallah ayahClara dengan tenang.
“Ayah...ayah....ayah.... jangan pergi ayah” teriak Clara menyesali perbuatannya.
“Jangan kau tangisi kepergian ayahmu Clara. Ayahmu sudah tenang di alam sana.”
“Makasih ya Van” Ya...Ra, aku juga nggak mau kehilanganmu.” Kamu memang sahabat sejatiku Ra. Aku sayang banget sama kamu” Sambil memeluk Vani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar